Pandemi covid
ini, membuat siapapun bosan karena dirumah aja selama beberapa bulan. Sekalipun
boleh keluar belum banyak wisata dibuka. Jadi mau kemana? Seperti maju kena
mundur kena.
Sejak bulan
maret – juni memang bulan-bulan yang penuh tantangan, namun ada rasa lega saat
memasuki bulan juli walaupun wabah covid belum berkurang di Indonesia, beberapa
wisata sudah ada yang boleh buka pastinya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Contohnya beberapa
gunung seperti gunung lawu dan penanggungan. Di jawa setau saya masih dua
gunung itu yang dibuka sepanjang juli. bahkan sampai detik ini taman nasional
bromo tengger semeru belum buka untuk wisata mapun pendakian.
Karena hal tersebut kedua gunung tersebut diserbu oleh para pendaki. Pendakian di era new normal ternyata semakain ramai. Bahkan yang menurut saya penanggungan itu sulit hehe. Tapi banyak yang datang kesana untuk mendaki. Kaget aja, pertama nyampe ramai banget segitu banyaknya sepeda motor di pos perizinan. Tapi sih katanya ada acara di basecamp.
Penanggungan sendiri mempunyai julukan miniatur semeru. Karena tracknya yang
bebatuan dan pasir. Hampir keseluruhan jalannya adalah menanjak seperti
tangga. Bagi pendaki pemula seperti saya
ya pasti sulit :D rasanya udah gamau balik kesana lagi walaupun ketinggiannya
hanya 1.683 Mdpl. Masih dibawah dua ribu Mdpl, tapi kecil-kecil cabe rawit.
Cukup dijadikan pembelajaran aja agar mempersiapkan segala hal sebelum
berangkat dengan matang termasuk latihan fisik.
Pendakian untuk
mencapai puncak tertinggi membutuhkan waktu kurang lebih 6-7 jam tergantung
rombongan ya, bisa lebih cepat atau lambat. Namun kebanyakan para pendaki
bermalam dulu di puncak bayangan, mendirikan tenda. Dan ketika subuh atau
tengah malam memulai pendakian ke puncak penanggungan 1.683 Mdpl. Hal tersebut
dilakukan untuk mengecas kembali energi.
Akhir bulan juli lalu saya melihat postingan instagram yang menunjukkan betapa penuhnya puncak bayangan dengan tenda, ternyata tidak peduli pandemi, traveling tetap ramai. Ketika saya berada disana tidak terlalu ramai karena buanyak sekali yang turun karena hari sabtu malam minggu banyak yang mendaki. Jadi ketika saya kesana hari minggu banyak yang turun.
ini merupakan foto saat berada di puncak, anginnya sangat kencang, sampai-sampai saya harus memegang kuat tulisan itu, kalo ENGGA bakal terbang. btw di belakang foto saya kok ada adegan romantis gitu wkwkwk
karena angin yang sangat kencang saya ga berani muter-muter
jauh dari sekitar situ, takut kesenggol angin eh jatuh gelundung. Pemandangannya memang super bagus kalian akan
bisa melihat banyak gunung dengan jelas, tapi saya lupa itu gunung apa hehehe.
Tak hanya gunung, perumahan warga pun juga terlihat seperti titik-titik saling
bersambungan. Apalagi ketika malam seperti titik cahaya yang menyatu sangat
indah.
selanjutnya ketika sampai tenda kita makan dulu, dan ini dia makanannya makanan sejuta umat. Mie, sosis dan nugget. dan semua yang masak cowo, yang cewe tinggal makan. Enak kan
Btw kami berangkat dari tenda ke puncak jam 4 subuh ya dan ga dapet sunrise karena nyampenya jam 6 pagi, gapapa sunrise adalah bonus yang penting selamat. Tapi semua adalah pengalaman yang tak terlupakan, menyatu dengan alam yang menenangkan.
aku melangkah untuk berguru pada alam, sebab aku belum mampu menjangkau pemilikNYA
Komentar
Posting Komentar